Welcome To Our Website

PERKENALAN NUMPANG BENTAR.....

Namaku “WIDYA TRI KRISNA AYU”,teman-temanku sering memanggilku dengan nama WIDYA atau CUWID. Aku lahir di Manado,18 maret 2000. Sekarang aku berumur 12 thn. Aku bersekolah di SMPN 26 SBY (kelas 8 SMP). Aku masuk tahun pertama (bisa juga tahun percobaan hehehehe…) itu dengan mencoba jalur RSBI dan ternyata aku bisa masuk lewat jalur itu. Aku bercita-cita menjadi dokter anak atau dokter umum,tetapi kira-kira aku tidak bisa sekolah jurusan kedokteran dengan alasan biaya tidak cukup. Jadi sekarang aku mengubah cita-citaku menjadi POLWAN. Aku akan mengumpulkan sedikit demi sedikit biaya untuk kuliah nanti. Guru favoritku ada macam-macam (dalam pelajarannya) : Pelajaran MAT (Mam Indah dan Mam Titik),Pelajaran IPA (Miss Suci dan Mam Sulami),Pelajaran INGGRIS (Pak Agung dan Mam Etik),Pelajaran IPS (Pak Kisno dan Bu Yayuk),DST..... Aku anaknya baik hati. Temen-temenku terkadang aku traktir,beri kue,DLL. Pada saat istirahat,toko yang aku sering datangi itu TEH POCI dan BUNDA SOTO. Aku juga ikut menjadi anak TH (Tunas Hijau). Terkadang ditengah-tengah jam pelajaran ada panggilan anak TH,jadi aku harus meninggalkan jam pelajaran. Aku masuk dalam kelompok sampah kering. I LOVE MY SCHOOL,IT’S SO EXCITING TO BE A STUDENT IN JHS 26 SBY.

YANG TAK INOVATIF PATUT DI TIADAKAN.




Dari 57 RSBI se-Jatim, hanya dua yang masuk 10 besar UN SMP, itupun hanya Surabaya. Kegagalan Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI) mencapai ‘puncak tertinggi’ dalam hasil Ujian Nasional (UN) kian menguatkan penghapusan RSBI dari sistem pendidikan nasional. Parahnya lagi, keberadaan RSBI dinilai bukan jaminan peningkatan mutu peserta didik dan pembentukan karakter pendidikan. 

“RSBI bukan sesuatu yang ekselen. RSBI tidak efektif. Saya setuju tidak perlu harus ada RSBI segala. Apalagi, harus ada peringkat untuk mengukur kualitas pendidikan. Saya sangat tidak setuju dengan RSBI dan peringkat dalam standarisasi pendidikan,” kritik Dra. Tuti Budi Rahayu, MA, pakar pendidikan asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Senin (4/6) pagi tadi.


KANTIN APUNG



Suasana lain dihadirkan di SMPN 26 Surabaya. Di sekolah ini, ada kantin yang cukup unik. Mereka menamakannya kantin apung! Kantin apung ini menyediakan lima anjungan atau lorong memanjang. Lorong-lorong ini sengaja didesain dengan pandangan bebas menatap taman atau hamparan sawah Tandes. 

Mengapa kantin apung? Sebab, kantin yang terlihat megah ini didirikan di atas air sehingga terlihat seperti mengapung. Selain itu, sekolah berstatus RSBI yang berlokasi di kawasan Tandes ini juga mengemasnya dengan asri dan hamparan tanaman hijau yang ada di taman sekitar kantin. Saat jam istirahat, ratusan siswa berebut tempat di setiap anjungan dan lorong kantin.

"Kalau tak cepat, tak dapat tempat,” kata Nursaidah, siswa kelas sembilan atau kelas tiga.

Di kantin ini, para siswa merasakan udara yang segar karena bisa merasakan embusan angin saat mereka duduk lesehan. Kantin apung dengan desain lesehan ini berada di areal belakang sekolah. Menempati lahan sekitar 25 meter x 25 meter.

SMP KU


SMP Negeri (SMPN) 26 Surabaya, merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang ada di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Sama dengan SMP pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMPN 26 Surabaya ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas VII sampai Kelas IX

SEJARAH

SMP negeri 26 Surabaya di lembanggakan sejak Th. 1983 sebagai Filial SMPN 14 Surabaya yang menempati gedung SDN Manukan Kulon IV, guru - guru yang mengelolanya dari SMPN 14 Surabaya dan dipimpin oleh Bapak Lubis Mulyoto, BA (Kepala SMPN 14 merangkap Kepala SMPN 26 Surabaya).

Pada awal tahun pelajaran 1984/1985 Kegiatan Belajar Mengajar SMPN 26 di pindahkan ke SMAN 11 Surabaya bersamaan itu pula SMPN 26 dipimpin oleh Bapak M. Utomo, BA. Kemudian pada tanggal 24 Februari 1986, SMPN 26 Surabaya mulai menempati gedung sendiri (lokasi : di Jl. Raya Banjarsugihan No. 21 Tandes Surabaya).